Jika beberapa teman saya dapat menyelesaikan skripsi selama
satu semester, tidak demikian bagi saya. Ya, di fakultas psikologi tempat saya
kuliah, mengerjakan skripsi itu minimal
dua semester. Itupun kalau mengerjakannya benar dan tepat waktu, jika tidak
maka harus diperpanjang hingga semester ketiga, keempat dan seterusnya.
Memang
lulus dari fakultas saya ini terkenal sulit, mengingat psikologi itu bukanlah
ilmu pasti tetapi mempelajari perilaku manusia dengan segala keunikan dan
kompleksitasnya. Itu juga yang terjadi
denganku, dimana ketika itu sudah semester yang kedua saya mengambil skripsi
dan sesuai bimbingan-bimbingan yang telah kulalui saya sudah mencapai bab yang
terakhir. Hanya yang menjadi masalah utamanya ialah dalam skripsi setiap
mahasiswa mendapat dua dosen sebagai dosen pembimbing. Sementara kedua dosen
pembimbing saya seringkali berbeda pendapat. Yang satu mengatakan begini, satu
lagi mengatakan begitu, bahkan seringnya benar-benar bertolak belakang. Hmm
lengkaplah kesulitan mengerjakan skripsi ini.
Ketika itu saya mengetahui sudah masuk minggu yang terakhir
untuk pengumpulan skripsi jika akan mengajukan sidang dalam semester tersebut. Namun
kedua dosen pembimibing saya masih saling memberi masukan yang berbeda. Bahkan
oleh seorang dosen pembimbing, skripsi saya dilihat-lihat kembali pada bab-bab
sebelumnya dan ia mengatakan masih banyak kesalahan. Saya pun tertunduk lesu
dan mengurungkan niat untuk mengajukan sidang. Dengan lemas saya keluar ruangan
dosen tersebut dan bersiap-siap untuk mengambil satu semester lagi.
Di depan ruang dosen itu saya sempat mengobrol dengan
seorang teman saya. Ia pun menanyakan keadaan skripsi saya. Dengan tidak
bersemangat saya pun menceritakannya. Belum selesai saya bercerita, teman saya
memotong dan mengatakan bahwa waktu pengajuan sidah skripsi baru saja diumumkan
diperpanjang dua minggu lagi. Mendengar kabar ini, saya pun kembali
bersemangat. Temanku bahkan mengatakan, coba tanyakan saja pada bagian
pendaftaran sidang, dan ketika saya menanyakan informasi tersebut memang benar adanya.
Saya pun berterima kasih pada teman saya tersebut. Walau ada keraguan dalam
hati apakah dalam waktu dua minggu saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang
dianggap masih banyak salah tersebut.
Akhirnya tepat dua hari sebelum dua minggu ke depan, kedua
dosen pembimging saya menyatakan skripsi saya dapat diajukan ke sidang. Terima
kasih Tuhan Yesus, batinku. Entah mengapa juga ketika itu dosen pembimbing saya
tidak lagi melihat bab-bab sebelumnya skripsi saya, padahal baru saja ia
menyatakannya masih banyak salah. Sungguh jika saat itu saya bisa maju sidang
dan tidak jadi memperpanjang semester berikutnya, semua itu adalah karena
campur tangan dan penyertaanNya yang ajaib. Tuhan Yesus, Engkau sungguh baik,
pertolonganMu tidak pernah terlambat. Haleluya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar