Minggu, 08 Desember 2013

Bahagia Karena Menikah VS Menikah Karena Bahagia.



Jika ada Guiness World Records untuk usia pernikahan terpendek maka Britney Spears dan Jason Alexander lah orangnya. Bagaimana tidak usia pernikahan mereka hanya 55 jam saja! Dewasa ini memang perceraian semakin marak. Jika ketika dulu yang kerapkali dirundung berita perceraian hanyalah kalangan selebriti dan artis, namun saat ini mulai dari orang-orang yang kukenal, teman, kolega kantor, hingga saudara saya sendiri mengalami yang namanya perceraian ini. 

Dengan alasan berbagai macam penyebabnya, sedih rasanya ketika mendengar seseorang yang kukenal akhirnya mengambil jalan perceraian sebagai akhir dari ikatan janji hidup bersama yang dulu pernah diucapkan kepada pasangannya. Saya pun pernah menyaksikan sendiri bagaimana bahtera pernikahan kedua orang tuaku di ambang perceraian. Tetapi Puji Tuhan, kini kedua orang tuaku sudah dipulihkan.
Jika diperhatikan banyak kali penyebab perceraian hanyalah dari persoalan kecil, atau dapat dikatakan bukan karena sesuatu yang benar-benar fatal. Memang diakui ada juga perceraian yang disebabkan hal mengerikan seperti kekerasan dalam rumah tangga, hingga keadaan dari salah satu pasangan yang sudah tidak memungkinkan untuk hidup bersama lagi.
Menariknya hampir setiap orang memang ingin menikah, kecuali  seseorang yang mendapat panggilan khusus untuk selibat, itu lain perkara. Tidak sedikit dari rekan saya pun yang merencanakan dan menargetkan untuk menikah di tahun kesekian dengan segala alasan dan angan-angan impiannya. Ya, hal ini rasanya sangat wajar bagi setiap orang yang belum menikah. Menariknya, dari alasan-alasan yang saya dengar tersebut menyiratkan bahwa mereka akan hidup bahagia ketika sudah menikah nanti. Bahkan ada seorang rekan saya yang mengatakan dia beranggapan baru bisa bahagia jika ia memiliki pasangan. 

 
Saya hanya ingin sedikit berbagi pengalaman dari seorang teman yang menyatakan menikahlah karena Anda berbahagia, dan jangan pernah merasa bahagia karena menikah. Walau nampaknya nasehat ini terdengar sangat klasik, tapi sungguh membuat saya tertegun dan merenung.
Betul sekali, ketika kita memang sudah merasa bahagia dengan hidup kita maka ketika menikah yang ingin dilakukan ialah berbagi kebahagiaan dengan pasangan. Dan alangkah lebih membahagiakan lagi,  jika keinginan saling berbagi ini disertai komitmen untuk saling menjaga gairah kebahagiaan terus membara di hati pasangannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar