Entah mengapa setiap kali mendengar dentingan piano rasanya
hati ini ikut bernyanyi dan jari-jemariku ingin ikut menari. Dorongan ini pula
yang membuatku ketika duduk di sekolah menengah pertama mengambil kursus piano.
Hmm..rasanya memang sedikit terlambat dimana biasanya sejak masih kanak-kanaklah
seseorang belajar musik. Tapi ya sudahlah, keinginan hati ini begitu bulat.
Saya pun mengikuti kursus piano itu dengan senang, hanya
setiap kali saya bermain acapkali guru kursus tersebut mengatakan permainan
saya masih kurang disana-sini. Bulan demi bulan kulalui dan setiap hari pun aku
berlatih, namun masukan yang masih sama juga yang kudengar dari guru tersebut.
Masih kuingat betul di tempat kursus tersebut setiap tahunnya diadakan pertunjukkan
dimana murid-murid kursus akan menunjukkan keahlian mereka bermain musik.
Ketika itu saya mengetahui bahwa saya tidak terpilih sebagai salah satu
diantara murid yang akan tampil. Aah sedih rasanya dan dengan tidak bersemangat
saya mendatangi acara tersebut. Akhirnya menjelang tahun kedua, saya pun
memutuskan berhenti mengikuti kursus.
Saya memasuki gedung tempat kursus itu, sembari menunggu
guru datang saya dipersilahkan ke ruang kursus piano. Tak lama pintu pun
dibuka, saya sedikit terkejut melihat guru piano tersebut. Apakah benar ini
gurunya, batinku. Bagaimana tidak, dia masih sangat muda, hmm rasanya hanya selisih
beberapa tahun di atasku dan berwajah menawan. Ia menyapaku dengan senyuman dan mengajakku berbincang. Cukup lama
juga obrolan pembuka itu, tapi saya
senang juga sehingga kursus berjalan dengan rileks dan merasa guru ini
seperti layaknya teman.
Masih ingat betul di kepalaku, setiap kali guru muda ini
mengajariku suatu lagu maka ia akan menceritakan sejarah lagu tersebut dengan
panjang lebar, memintaku mendengarkan pemainan pianonya dan mempersilahkan saya
mencoba memainkannya. Setiap kali saya selesai memainkan sebuah lagu, ia selalu
memujiku. Ia mengatakan permainanku bagus dan cepat menguasai suatu lagu.
Minggu demi minggu pun berlalu dan dengan semangat saya mengikuti kursus
tersebut. Di akhir permainanku ia selalu memujiku, memberi masukan dan
mengatakan bermainlah dengan menggunakan hati. Senang rasanya hati ini setiap
sehabis kursus, dimana saya merasa bersemangat untuk terus berlatih dan
berlatih piano.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCk2CclXKYdsJYLra03G0IxZAmphqufabiBgA3t4MlXQdrpJQzoUM6-SRBSZwbmxYQPSQzL6G2kByNiKcegXpNl3N2mwU6CwSqWB8fWNxT1_hxYnSI8LF2Wo7YaW3Y0A-e7772Vl5IadU/s400/1440x900_Blue_Sky_Flowers_HM015_350A.jpg)
Tak terasa beberapa bulan telah berlalu, aku pun telah
merampungkan kuliahku dan hendak melanjutkan mencari pekerjaan. Dengan berat
hati, saya harus berhenti dari kursus karena mendapat pekerjaan di kota dimana
sekarang saya berada. Aah.. sudah bertahun-tahun yang lalu peristiwa ini terjadi,
tapi saya masih ingat dengan jelas. Terutama sekali adalah pujian tulus dari
guru tersebut yang membuatku bersemangat dan giat berlatih. Oleh karena pujian
itu juga, selepas kuliah saya memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk
melayani musik di sebuah komunitas remaja.
Hmm..pernahkah Anda merasakan sebuah
kekuatan dari pujian yang tulus dari seseorang? Ketika kita pernah
merasakannya, bagikanlah juga itu pada orang di sekitar Anda, apalagi jika
ditambah sebuah senyuman manis, niscaya kehadiran Anda dapat membuat hidup
seseorang lebih berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar