Minggu, 08 Desember 2013

Kekuatan Pujian



Entah mengapa setiap kali mendengar dentingan piano rasanya hati ini ikut bernyanyi dan jari-jemariku ingin ikut menari. Dorongan ini pula yang membuatku ketika duduk di sekolah menengah pertama mengambil kursus piano. Hmm..rasanya memang sedikit terlambat dimana biasanya sejak masih kanak-kanaklah seseorang belajar musik. Tapi ya sudahlah, keinginan hati ini begitu bulat.
Saya pun mengikuti kursus piano itu dengan senang, hanya setiap kali saya bermain acapkali guru kursus tersebut mengatakan permainan saya masih kurang disana-sini. Bulan demi bulan kulalui dan setiap hari pun aku berlatih, namun masukan yang masih sama juga yang kudengar dari guru tersebut. Masih kuingat betul di tempat kursus tersebut setiap tahunnya diadakan pertunjukkan dimana murid-murid kursus akan menunjukkan keahlian mereka bermain musik. Ketika itu saya mengetahui bahwa saya tidak terpilih sebagai salah satu diantara murid yang akan tampil. Aah sedih rasanya dan dengan tidak bersemangat saya mendatangi acara tersebut. Akhirnya menjelang tahun kedua, saya pun memutuskan berhenti mengikuti kursus.
Singkat cerita, waktu terus berjalan dan saya sudah duduk di bangku kuliah semester akhir. Ketika itu di kamar kost ku , seringkali kudengar dentingan piano nan indah. Sepertinya ada seseorang yang sedang bermain piano. Betul sekali seseorang teman kost di lantai atas membawa sebuah piano elektrik! Saya pun menjadi suka berbincang dengannya. Dari permainan pianonya saya yakin betul dia seorang yang sudah piawai bermain. Tetapi si pemain piano dengan merendah mengatakan dirinya masih belajar, setiap minggunya ia kursus piano dan setiap hari haruslah berlatih. Mendengar tekadnya tersebut membuatku ingin kembali belajar piano! Saya pun menanyakan tempat kursus piano tersebut dan mendaftarnya. Ketika itu dalam hati sempat muncul keengganan mengingat pengalaman di masa lalu, tapi kupikir tak mengapa toh ini untuk mengisi waktu luang juga mengingat saya hanya tinggal merampungkan skripsi di semester terakhir.
Saya memasuki gedung tempat kursus itu, sembari menunggu guru datang saya dipersilahkan ke ruang kursus piano. Tak lama pintu pun dibuka, saya sedikit terkejut melihat guru piano tersebut. Apakah benar ini gurunya, batinku. Bagaimana tidak, dia masih sangat muda, hmm rasanya hanya selisih beberapa tahun di atasku dan berwajah menawan. Ia menyapaku dengan senyuman dan mengajakku berbincang. Cukup lama juga obrolan pembuka itu,  tapi saya senang juga sehingga kursus berjalan dengan rileks dan merasa guru ini seperti layaknya teman. 

Masih ingat betul di kepalaku, setiap kali guru muda ini mengajariku suatu lagu maka ia akan menceritakan sejarah lagu tersebut dengan panjang lebar, memintaku mendengarkan pemainan pianonya dan mempersilahkan saya mencoba memainkannya. Setiap kali saya selesai memainkan sebuah lagu, ia selalu memujiku. Ia mengatakan permainanku bagus dan cepat menguasai suatu lagu. Minggu demi minggu pun berlalu dan dengan semangat saya mengikuti kursus tersebut. Di akhir permainanku ia selalu memujiku, memberi masukan dan mengatakan bermainlah dengan menggunakan hati. Senang rasanya hati ini setiap sehabis kursus, dimana saya merasa bersemangat untuk terus berlatih dan berlatih piano.

  
Tak terasa beberapa bulan telah berlalu, aku pun telah merampungkan kuliahku dan hendak melanjutkan mencari pekerjaan. Dengan berat hati, saya harus berhenti dari kursus karena mendapat pekerjaan di kota dimana sekarang saya berada. Aah.. sudah bertahun-tahun yang lalu peristiwa ini terjadi, tapi saya masih ingat dengan jelas. Terutama sekali adalah pujian tulus dari guru tersebut yang membuatku bersemangat dan giat berlatih. Oleh karena pujian itu juga, selepas kuliah saya memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk melayani musik di sebuah komunitas remaja. 
Hmm..pernahkah Anda merasakan sebuah kekuatan dari pujian yang tulus dari seseorang? Ketika kita pernah merasakannya, bagikanlah juga itu pada orang di sekitar Anda, apalagi jika ditambah sebuah senyuman manis, niscaya kehadiran Anda dapat membuat hidup seseorang lebih berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar