Kalau saya ditanya mata pelajaran apa yang paling berkesan
selama bersekolah dulu, maka jawabannya ialah pelajaran ketrampilan. Bukan
karena pelajaran ini begitu menarik, tetapi justru sebaliknya karena saya
sangat tidak suka. Ketidaksukaan ini juga yang menyebabkanku suka
memprokrastinasi, yaitu menunda-nunda mengerjakannya.
Ketidaksukaanku akan pelajaran ketrampilan, menurutku karena
acapkali diminta membuat tugas yang aneh-aneh, seperti membuat durian dari
balon dan kertas semen, akuarium dari karton, hingga peta Indonesia dengan koran
bekas. Aah..malas benar ketika itu untuk membuatnya sehingga setiap kali
pelajaran itu biasanya saya hanya pura-pura mengerjakannya. Dan kebiasaan burukku
adalah menunda mengerjakannya hingga malam hari dimana esoknya ketrampilan
tersebut harus dikumpulkan.
Biasanya saya akan mengerjakannya di malam H-1 itu
dan memberitahu ibuku bahwa ketrampilan ini sangat susah. Ketika itu biasanya
ibu akan menanyakan kapan ketrampilan harus dikumpulkan, dan ketika kujawab
esok hari maka biasanya aku mendapat omelan dari ibuku. Walau diomeli tapi aku
tahu caraku ini cukup ampuh untuk membuat ibu dan terkadang seisi rumah
membantuku menyelesaikan tugas ketrampilan tersebut. Jika kuingat peristiwa ini,
aku bisa tertawa geli sendiri. Ketika itu
walau mendapat omelan, tetapi selalu saja tugas ketrampilan yang
berikutnya pun kukerjakan di malam hari tepat esoknya harus dikumpulkan.
Rupanya kebiasaan selalu menunda ini masih kubawa hingga
besar dan duduk di bangku kuliah. Terkadang saya mengerjakan tugas di pagi hari
tepat beberapa menit lagi tugas kuliah harus dikumpulkan karena lupa mengerjakannya.
Mengapa bisa sampai lupa? Kembali lagi penyebabnya ialah saya suka menunda
mengerjakannya.
Puji Tuhan, sekarang ini kebiasaan buruk ini sedikit demi sedkit
sudah sirna walau terkadang kambuh sesekali, tetapi itu frekuensinya sudah
sangat jarang. Hmm, jika dipikirkan kebiasaan prokrastinasi saya ini sebenarnya
lebih banyak ruginya daripada untung. Dulu saya selalu beralasan, ide-ide
segar itu akan mengalir keluar ketika mengerjakan di detik-detik terakhir.
Tetapi fakta membuktikan sesuatu yang dikerjakan dengan terburu-buru lebih
rawan kesalahan dan hasilnya pun tidak maksimal.
Saya masih ingat ketika di
semester terkahir, saya berkeinginan mendapat nilai A di sebuah mata kuliah
praktikum, karena di semester-semester sebelumnya tidak pernah saya mendapatkan
A untuk mata kuliah yang berbau praktikum.
Lalu saya pun selalu mengerjakan
tugas laporan jauh-jauh hari sebelumnya dan dengan banyak pertolongan Tuhan dan tuntunanNya, saya
benar-benar mendapat nilai A. Kemudian saya
jadi berpikir seandainya niat ini sudah muncul dari semenjak di semester awal
kuliah. Well, sisi baiknya saya sekarang sudah jera melakukan yang namanya
prokrastinasi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar